Pergaulan bebas di JOGJA
Semakin parah, adalah kata yang tepat untuk menggambarkan apa yang kita lihat sendiri disini. Kota yang dulu disebut kota budaya, karena keragaman budaya yang terlihat begitu menakjubkan disini. Tapi kini apa yang terjadi. Anak kecil bau kencur terlalu cepat beranjak dewasa, bukan karena umur atau pikiran yang semakin matang untuk menjadikan seseorang dewasa, tapi tidak lebih disebabkan adnya gaya hidup bebas yang tak terkrndali. “Bebas”, ya itulah kata yang tepat untuk dipajang disudut-sudut jalan di Jogja. Pergaulan bebas terjadi karena bebasnya si anak2 tadi. Maklum Jogja adalah kota pelajar, dengan kurang lebih 173 instansi pembelajaran. Dengan begitu banyaknya instansi pendidikan tersebut, mengakibatkan begitu banyak pula anak sekolahan atau mahasiswa yang hidup sendiri atau jauh dari ortu dan pengawasannya atau dengan kata lain NGE-KOST.
Jauh dari pengawasan dengan orang tua memang menimbulkan begitu banyak problematika. Terutama Kemaksiatan yang adil dan beradab. Anak kecil disulap dengan begitu hebatnya mantra2 dunia hawa nafsu. Selain faktor lemahnya pengawasan orang tua, hal itu juga disebabkan rasa penasaran atau keingintahuan yang berlebihan. Banyak dan mudahnya seseorang untuk mendapatkan hal-hal yang berbau ke-Pornografi dan Porno aksi juga dituding menjadi begitu banyaknya seks bebas dikalangan remaja. Gambar porno, blue film(BF) dan sejenisanya yang lebih sering disebut dengan istilah kerennya ”BOKEP”, begitu mudah untuk mendapatkannya. Bisa lewat para penjual CD bajakan ataupun akses internet yang begitu mudahnya.
Sulit adalah kata yang tepat untuk menggambarakan betapa sulitnya mencari gadis yang dalam tanda kutip(”), “PERAWAN”. Hahahahaha. Kalau sudah begini mau apalagi?ketika norma2 agama dan adat tak lagi dipegang.Jadi mau sampai kapan kita akan terkungkum dalam lembah kenistaan seperti ini, kalau hawa nafsu sudah menjadi raja dalam kerajaan hati. So, pikirkan masadepan loe buat loe juga, STOP FREE SEX NOW. Sayangi dirimu untuk dirimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar